Selasa, 20 April 2010

Langkah Fokus dan Pembatasan Studi

1. Penetapan focus dapat membatasi studi. Dapat membatasi bidang inkuiri. Jadi peneliti tidak perlu kesana kemari mencari objek penelitian karena sudah jelas objek penelitian adalah remaja pada contoh diatas.
2. untuk memenuhi kriteria inklusi-inklusi atau criteria masuk-keluar (inclusion-exclusion criteria). Jangan karena menarik kemudian dipaksakan masuk dalam data.(ditentukan data yang perlu dimasuk-kan dan tidak/dibuang).

Perumusan masalah yang bertumpu pada focus dalam penelitian kualitatif bersifat Tentatif, artinya penyempurnaan rumusan focus-masalah masih tetap dilakukan sewaktu peneliti sudah berada di latar penelitian.

Para peneliti kualitatif kadang mengharapkan adanya perubahan demikian dan mengantisipasi bahwa desain yang muncul akan diberi isi dan warna olehnya.
Penelitian alamiah justru menganggap perubahan demikian karena perubahan yang terjadi merupakan tanda adanya gerakan kearah penyempurnaan dan ke arah inkuiri yang berpandangan luas.

Hal ini jelas sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian kualitatif bahwa desainnya dapatlah berubah sesuai dengan situasi atau konteks penelitian yang dihadapi.


Pembatasan Studi

Pembatasan masalah merupakan tahap yang menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif. Hal ini menghasilkan kesimpulan :
1. Suatu penelitian tidak dimulai dari hal yang vakum atau kosong, untuk itu peneliti harus membatasi penelitiannya pada fokus, menghasilkan acuan teori dari suatu penelitian (biasanya dimasukkan dalam bab 2).
2. Fokus pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau dari pengetahuan yang diperolahnya melalui kepustakaan ilmiah atau kepustakaan lainnya. Intinya ketika peneliti menemukan permasalahan maka ia kemudian mendalami kepuskaan yang relevan sebelum terjun ke-Lapangan. Dengan jalan demikian fokus penelitian akan memenuhi kriteria untuk bidang inkuiri yaitu bidang-bidang inklusi-eksklusi. Implikasi yang lain adalah peneliti harus memanfaatkan paradigma.
3. Penelitian adalah untuk memecahkan masalah maka perlu perumusan masalah, baru tujuan penelitian ditetapkan.
4. Masalah yang bertumpu pada fokus yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat dirubah disesuaikan dengan latar penelitian. Peneliti harus membiasakan diri terhadap perubahan dalam masalah penelitian. Jika perubahannya cukup besar dan mendasar maka dengan terpaksa peneliti harus mendalami kembali kepustakaan yang relevan.

Tidak ada komentar: