Rabu, 05 Januari 2011

The Experience of Interesting On Flower City


Semua berawal dari nekat yang tak berujung, berangkat tanggal 31 desember 2010 tepatnya jam 2 siang dari kostan yang berada di daerah depok, awal sempet ragu untuk melanjutkan perjalanan (karena rumah asli ane di bekasi) dan memutar arah untuk go homee. Tapi roda ini seakan-akan tak ingin berhenti untuk melaju ke tujuan utama yaitu bandung ..

keragu”an pun muncul ketika ban motor ane menginjak daerah karawang akhirnya ane berhenti sejenak untuk ngisi bensin dan beristirahat di cikampek. Perut udah ke isi dan energi pun bergairah kembali saatnya melanjutkan perjalan. Palang jalan menunjukkan kanan ke subang n lurus ke cirebon karena saya sudah tidak tau lagi harus ke arah mana saya melaju akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti kendaraan yang berplat nomer depan sama seperti saya yakni plat B ke arah cirebon.

Sudah hampir 2 jam ane mengikutinya n baru ada keberanian untuk bertanya mau ke arah mana tujuan mereka. Alhasil keapesan pun menimpa ane, jantung ini rasanya mau copot setelah tau orang yang ane ikutin ternyata tujuan nya mau ke semarang. Ala mak rupanya ane udah ke sasar jauh sekali. Setelah bertanya-tanya dengan warga sekitar akhirnya ane dapat pencerahan untuk melewati rute palimanan-majalengka-sumedang dan akhirnya sampai di bandung setelah 9 jam lamanya perjalanan dari depok.

Lega sudah hati ane ketika bertemu dengan kerabat lama, selama di bandung ane numpang hidup di tempat kerabat ane ini. engga sempet mengabadikan moment pergantian tahun karna sesampainya di bandung sudah tengah malam lewat. Terasa remuk badan ini setelah seharian menunggangi kendaraan roda duaku akhirnya ane memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan aktifitas keesokannya. Pagi hari yang cerah sudah tiba di mana awal tahun 2011 sudah menyongsong waktu ngebolank di mulai. Tujuan ane di hari pertama yakni menjajaki Gn. Tangkuban Perahu Pukul 10 saya berangkat dari kediaman rumah teman ane di batu nunggal dan perjalanan pun dimulai. hawa sejuk sudah menyelimuti ketika sampai di atas dan hutan pinus yang berada di sisi jalan membuat suasana terasa nyaman



 lama perjalanan kira-kira 1 jam dan akhirnya sampai di lokasi biaya masuk Rp.11.000/orang dan Rp.5000 untuk kendaraan roda dua. Dari gerbang masuk menuju kawah ratu masi harus di tempuh perjalanan sejauh 1km untungnya ane bawa kendaraan jadi gga kerasa.
Pemandangan kawah mulai mengalihkan ku sehingga membuat tanganku ini ingin rasanya menekan tombol rana. Setelah memarkir kendaraan barulah ane mulai hunting2 foto di sekitar tempat wisata.

Berikut foto2 di lokasi wisata Gn. Tangkuban Perahu



Ternyata bukan hanya kawah ratu masih banyak obyek wisata di sekitar Gn. Tangkuban Perahu di antaranya kawah upas, air kramat, dan kawah domas. ane masih harus menempuh jarak 1km lagi untuk menuju kawah upas.
Suasana alam di sisi jalan menuju kawah upas

Akhirnya sampai juga di kawah upas. Keadaan di sini beda dengan kawah ratu yakni di kawah upas kita bisa turun ke bawah dan kebanyakan orang2 yang datang menulis nama di sekitar kawah kemudian mengabadikannya dengan memoto



Untuk menuju kawah domas diperlukan energi yang cukup dan kehati-hatian karna jalan di penuhi dengan pasir dan bebatuan sehingga licin untuk didaki, di kawah domas kita bisa menghangatkan badan n uap kawahnya bisa merebus telur namun ane tidak sempat untuk berjalan lebih jauh lagi ke atas karna waktu menunjukkan pukul 3 sore dan akhirnya ane memutar arah untuk turun

Jalan yang harus dilalui menuju kawah domas


Hemm sebelum turun ane sempat ke tempat air keramat di mana konon air itu bisa menyembuhkan penyakit untuk orang yang mandi di sumur itu. Di sebelah kirinya  juga terdapat goa untuk masuk ke goa ini di kenakan cas sebesar Rp.1000 di pandu oleh anak kecil yang menunjukkan rute jalan goa tersebut. Di goa ini pula banyak orang-orang yang bersemedi dan di atasnya terdapat tugu yang di yakini sebagai kuburan atau apalah, warga sekitar ada beberapa yang mengunjungi tempat ini untuk sekedar berdoa dan berziarah . ane tidak sempat motret di tempat ini karna suasana di sekitar lumayan horor …
.
Perut terasa lapar akhirnya ane memutuskan untuk mencari makanan diluar karna makanan di dalam kurang ada yang serek di hati .. ehemmmm (emank dikira nyari awewe) dan ketemu juga angkringan bandung di sekitar jalan raya lembang murah meriah mengenyangkan pula . selesai makan ane melanjutkan perjalanan pulang namun sebelumnya ane sempat mengabadikan tempat2 bagus sebagai penutup hunting foto hari pertama di bandung yakni Masjid Raya Bandung dan Jembatan Pesopati Bandung.




Akhirnya sampai juga di rumah teman ane waktunya istirahat dan retouch foto2 hasil hunting seharian tadi. Namun badan ini rasanya udah engga bisa di ajak kompromi lagi n mata pun mulai lelah menatap monitor kompi . akhirnya ane terlelap tidur….
Mentari pagi mulai menyinari, hari ke-2 di bandung pun dimulai dengan sebungkus roti untuk mengganjal perut yang uda ga ke isi semaleman ini. Setelah 1 jam prepare ane pun berangkat ke tempat tujuan berikutnya yakni  Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. Dengan biaya yang relatif murah yakni             Rp. 7.500/orang dan Rp.4.000 untuk kendaraan bermotor.
Didalam nya terdapat beberapa tempat bagus untuk di kunjungi di antaranya, goa jepang/belanda dan taman wisata maribaya yang didalamnya terdapat 3 curug yang tidak kalah bagusnya untuk di abadikan. Awalnya saya masuk ke goa jepang dan di depannya terdapat banyak penyewaan senter sebagai penerangan dan pemandu yang menawari jasa ke ane, dengan biaya persenternya Rp.3.000 dan karna saya masih awam untuk masuk ke dalam goa tersebut akhirnya saya memakai jasa pemandu .

Suasana di dalam goa jepang yang masi natural dinding dan lantainya masi di selimuti tanah dan bebatuan, suasana di dalam lumayan horor dan membuat ane scare juga ketika memasukinya namun karna ada pemandu dan pengunjung yang lumayan ramai jadi engga terlalu paranoid juga.

Suasana di dalam goa jepang





setelah saya merasa sudah cukup puas di dalam saya memutuskan untuk keluar dan membayar jasa pemandu dikenakan biaya sebesar Rp.25.000 (gilaa 3x lipat mahalnya dari biaya masuk hutannya mann). Tujuan selanjutnya ke goa belanda tapi di sini saya tidak menyewa pemandu karna saya pikir harganya terlalu tinggi dan suasana di goa belanda juga lebih nyaman, terang dan kesan modern nya sudah terasa karna dilapisi dengan lantai yang sudah di murmer n dinding yang sudah di lapisi cat berwarna putih jadi engga terlalu gelap di dalam .

Suasana di goa belanda dari mulai pintu masuk, ruang tengah dan pintu belakang.






Karena suasana di dalam cukup bagus untuk di abadikan akhirnya saya mencoba-coba strobist di tempat ini, namun ane di peringatkan untuk pindah ke ruang tengah karna sebelumnya saya memotret di jalur utama di mana banyak orang yang melewati sini .

nih hasil strobist ane ..


Setelah cukup puas di dalam ane memutukan untuk keluar dan melanjutkan perjalanan ke curug omas. Namun karna jauhnya perjalan sampai 5km ane lebih memilih naik ojek dengan biaya Rp.20.000/motor, lumayan loh berjalan kaki bisa sampai 1 jam sampai ke curugnya … weeeeww cape duluan yg ada di tambah jalan yang becek karna air yang merembes turun dari bukit ..
Sesampainya di tempat pemberhentian ojek ane haru menempuh jarak lagi sejauh 200 m untuk sampai ke curugnya

Weell … finally sampai juga di jembatan curugnya terlihat pelangi di sekeliling curug namun setelah ane turun ke bawah untuk memotretnya ternyata pelangi tadi cuma pantulan dari sinar matahari ajj yang langsung masuk ke air jadi kalau di lihat dari sisi yang berbeda pelanginya engga akan terlihat …


Tempat peristirahatan yang ada di sekitar curug omas



Tenaga kembali penuh setelah segelas es susu coklat menemaniku, segera lanjut ke wisata maribaya yang berada di atas curug omas namun untuk memasuki kawasan wisata ini dikenakan biaya masuk lagi sebesar Rp.3.500 (padahal masih satu wilayah loh sama hutan juanda lagi-lagi kena cas). Tapi gpp lah yang penting suasana di sekitar lumayan mencengangkan ketika dilihat dari view vinder kamera ane, langsung lah jari telunjuk ane  memainkan shutter speed, diafragma dan ISO untuk mengabadikan curug-curug mungil yang menggemaskan ini.

Berikut foto-foto yang ada di sekitar kawasan wisata maribaya





Engga terasa matahari pun mulai memejamkan matanya  waktunya pulang dan melanjutkan aktifitas besok.
Hari terakhir di bandung dimulai dengan bangun pagi lebih awal karna semalaman ane gabisa tidur di karenakan kurang enak badan, teman ane mulai khawatir dan sering melontarkan pertanyaan yang sama “yakin loh masi niat buat ngebolank dengan kondisi yang kaya gini” dengan tegarnya saya selalu menjawab “ini mah cuma penyesuain cuaca di bandung ajj sebentar lagi juga semb uh klo di bawa keluyuran”
..
Tanpa memperhatikan kondisi badan akhirnya ane pun berangkat untuk ngebolank. Peralatan kamera pun sudah di siapkan tepat jam 10 pagi kami berangkat menuju kawasan wisata KAWAH PUTIH. Sejauh 50km kendaraan ini melaju akhirnya sampai juga di tekape. Biaya masuk ke lokasi Rp.16.000/orang dan Rp.5000 kendaraan roda dua, hati-hati kalau ke sini bawa mobil biaya masuknya diluar kepala yakni Rp.250 ribu/mobil. Entahlah ane juga kurang faham kenapa mobil kena cas sebesar itu.

 Ini gan pintu masuk menuju kawasan wisata kawah putih




Di pertengahan jalan ane nemuin tempat yang romantis sekaligus menarik perhatian untuk mencoba motret di sana ..

ini gan tempatnya


Buat yang engga bawa kendaraan ternyata pengolah tempat wisata menyediakan transport untuk sampai ke kawahnya dengan biaya Rp 10 ribu . well akhirnya sampai di atas, cuaca yang dingin nya makin mencekam membuat kondisi badan ane yang lemah makin tambah lemes tapi pemandangan di kawah membuat ane engga berhenti buat jepret truss gga peduli dengan kondisi fisik yang belum ter charge ini .

Berikut foto” di kawasan wisata kawah putih

 
Sejarah tentang kawah putih


Pak tua yang sedang bermain alat musik kecapi di pinggiran tangga sekitar kawah



Numpang narsis gan


Dikarenakan maksimal kunjungan hanya 15 menit ane langsung naik ke atas dan meninggalkan kawah karna lebih dari itu tidak di anjurkan masih berada di sekitar kawah, akan menyebabkan sesak nafas, tenggorokan kering dan pusing. Tapi tenang ada pusat kesehatan yang disediakan untuk pengunjung apabila mengalami gangguan” tersebut . oia gan di sekitar kawah ada goa namun engga ada yang boleh masuk karna di pagerin dengan kayu yang di pantek di sekitarnya di depannya tertulis “dilarang berada terlalu lama di depan goa”. Ane kurang tau efek apa yang dihasilkan kalau melanggar tulisan itu yang pasti ane engga berani coba. Serreemmm gann ….


Ternyata disana ane nemuin temen satu kampus yakni si raja, dia lagi liburan sama keluarganya dan om nya sang mantan fotographer juga kasih masukan ke saya “kalau mau hunting foto yang bagus lebih baik ke curug citambur” setelah ngobrol sebentar akhirnya saya berniat untuk ke sana, tapi cuaca engga mendukung hujan angin dan suhu yang semakin dingin membuat sane ngedown dan ingin segera balik ke rumah teman ane, karna lupa bawa jas hujan pakaian ane kuyup semua tapi gga terlalu lepek karna hujannya cuma keganjenan ajj mau ngegodain ane …. Hahahaa

Sesampainya dirumah badan makin ngedrop dan ane memutuskan untuk pulang ke bekasi, motor ane tinggal di bandung di rumah temen ane coz boro2 bawa motor ngelangkah ajj badan kerasa berat. Akhirnya ane mutusin buat naik bus, lebih murah ketimbang ngisi bensin bandung-depok yakni Cuma 35 ribu rupiah bus patas ac. kira2 1 set jam perjalan menuju bekasi akhirnya sampai juga di rumah …

Minggu depan ane ke bandung lagi buat ngambil motor. Mudah”an ajj engga ada halangan biar bisa posting ngelanjutin cerita ini (bersambung dulu gitu) dr pda bengong kya orang bloon mending belajar jadi penulis … hakhakhak ngomong ajj masi blepotan ..
Makasi buat yang uda mampir ke blog ane ….

Tidak ada komentar: